Selasa, 11 Maret 2008

Danau Batu di Kalimantan Tengah, Potensi Budidaya Ikan


Pernahkah Anda ke Kota Palangkaraya? Jembatan Kahayan yang membentang di atas Sungai Kahayan berada dekat dengan pusat Kota Palangkaraya menjadi tempat singgah yang perlu dikunjungi. Pemandangan sebagian kota yang berada di atas sungai dapat kita nikmati. Deretan rumah-rumah anti kebanjiran berjejer menjadi pemandangan indah. Anti banjir karena dibangun di atas batang pohon yang diikat di tepi sungai, sehingga mengikuti ketinggian air sungai"
href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgE_xoa_yGd-e2pHMRmcNF4DjG9Uj7T7IlXEQlqXOPSh6jzj4yAAgtB3BApQk2JAzz2uhOEYAv8TxAr5PQeHwD16vqIfvHFv_ZUXrq46ZXYI2cDNyeIQcCFSoGliF_AaXtGhiHElGya7uVm/s1600-h/a.JPG">
Menyusuri wilayah di sekitarnya menuju Danau Batu memberikan kesan tersendiri. Danau yang terletak di Desa Sigi Kecamatan Kahayan Tengah Kabupaten Pulang Pisau seluas lebih kurang 20 hektar merupakan ciri khas wilayah perairan di daratan Kalimantan Tengah. Perairan danau ini tidak terlihat tepinya, karena banyak ditumbuhi pepohonan yang hidup di perairan. Bukan hanya pohon air saja, tetapi juga pohon biasa yang hidup di atas tanah melakukan asosiasi hidup di perairan.
Danau Batu, merupakan salah satu perairan tertutup yang dimiliki secara bersama oleh masyarakat di sekitarnya. Pemanfaatan sumberdaya ikan dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa dikenakan biaya. Alat tangkap yang biasa digunakan di perairan ini adalah jala, pancing, rengge (sejenis jaring gillnet/jerat), dan salambau..? Ikan yang ditangkap di perairan ini merupakan ikan tawar seperti Baung, Tapah, Lais, Belida, Jelawat, Toman, Gabus, Udang, Biawan, Patung, dll. Selama ini orang dapat menangkap ikan rata-rata sebanyak 9 kg per hari.


Yang menarik, di bagian tepi dalam danau terdapat karamba apung lengkap dengan rumah penjaga atau gudang. Program pemerintah yang dilakukan sejak lama tersebut, kini tidak terpakai lagi. Alasannya, menurut seorang penjaga adalah karena tidak tersedianya bibit bagi kegiatan budidaya perairan. Lalu tuganya siapa dong?... Memang susah ya kalo ngasih ke masyarakat harus semuanya, ya kailnya, ya cacingnya, ya ikannya, ya kapalnya, ya dibeli sekalian.....
From=
http://anhakim.blogspot.com/2007/08/danau-batu-di-kalimantan-tengah-potensi.html

Read More...

Minggu, 02 Maret 2008

Pegunungan Muller





Kawasan Pegunungan Muller merupakan salah satu kawasan yang saat ini diusulkan untuk menjadi salah satu nominasi “World Natural Heritage”. Lembaga Ilmu Pengetahuan (LIPI) telah beberapa kali melakukan survey potensi keanekaragaman hayati untuk mendukung usulan tersebut. Salah satu survei yang dilakukan adalah survei potensi gua di lereng pegunungan Muller.


Survei dilakukan pada bulan Oktober 2002 dan Juni 2003. Namun dari kedua survei tersebut hanya survei yang kedua yang memuaskan.
Pada bulan Juni 2003, satu tim LIPI yang terdiri dari empat orang peneliti tumbuhan dan 2 orang peneliti gua didampingi dengan staf dari kehutanan dan Pemda Murung Raya menyusuri Sungai Murung yang merupakan Hulu Sungai Barito menuju desa Tumbang Topus. Perjalanan menyusuri sungai memakan waktu dua hari dan pada saat itu memang kondisi sungai sedang sangat bersahabat. Sehingga tidak banyak jeram yang yang harus dilalui.
Tumbang Topus merupakan desa terakhir di Hulu Sungai Barito, penghasilan masyarkat lebih banyak berasal dari berkebun dan hasil sarang walet. Desa Tumbang Topus mempunyai kawasan karst kecil yang terletak di lereng pegunungan Muller. Kawasan karst ini mempunyai beberapa sungai kecil salah satunya Sungai Ponot. Sungai Ponot merupakan sungai permukaan yang masuk kedalam gua menjadi sungai bawah tanah yang panjangnya mencapai 5 km.
Gua-gua menantang
Gua-gua di daerah Ponot merupakan hasil dari proses pelarutan batu gamping oleh air sehingga membentuk rongga-rongga yang dapat dimasuki maupun tidak dapat dimasuki oleh orang. Rongga-rongga itu lebih banyak dikenal sebagai gua atau bahasa lokalnya “liang”. Selama eksplorasi ditemukan 14 gua. Dari 14 gua hanya 9 yang dipetakan dan sisanya hanya disurvei mulut guanya. Gua pertama yang ditelusuri adalah Liang Puruk yang mempunyai mulut di cekungan yang runtuh (collapse doline) dengan kedalaman sekitar 10m. Liang puruk mempunyai mulut yang besar namun setelah ditelusuri mempunyai lorong yang sempit dan curam. Lorong sempit berakhir pada laorong utama yang terdapat air terjun dengan tinggi sekitar 8m. Air terjun ini berlanjut menjadi sungai bawah tanah yang bersubstrat batuan beku. Lorong yang tinggi dihuni oelh beberapa burung walet yang konon menghasilkan beberapa kilo sarang burung. Gua ini juga ditunggu oleh penunggu gua yang tinggal di sebuah gubuk di dekat mulut gua. Sebelum masuk kita harus lapor kepada pemilik sekaligus penunggu gua agar selama penelusuran gua aman. Karena tidak jarang gua-gua yang menghasilkan sarang burung dipasang beberapa ranjau seperti paku, panah beracun bahkan senapan.
Gua paling panjang yang ditelusuri adalah Liang hajuq yang panjangnya mencapai hampir 2km. Sementara lorong yang dipetakan hanya 1,5 km. Namun gua ini masih diduga akan lebih panjang dari yang diperkirakan. Liang hajuq mempunyai mulut gua yang besar, didepannya terdapat bongkah batu yang besar. Lorong-lorongnya besar dan lebar, namun setelah disusuri lorongnya semakin rendah dan ditemukan sungai bawah tanah. Sungai ini merupakan kelanjutan dari sungai yang ada di Liang Puruk. Sungai dengan lebar sekitar 4 m dan kedalaman sekitar 0,5 m ini mempunyai arus yang cukup deras. Di beberapa tempat ditemukan air terjun dengan ketinggian sekitar bervariasi dari 4 m sampai 7 m. Liang hajuq ini merupakan gua yang dihuni burung walet dan menghasilkan beberapa kilogram sarang burung. Gua ini juga dijaga dua orang yang tinggal didepan mulut gua. Di beberapa lorong yang dihuni burung walet juga ditutp dengan pagar kayu untuk melindungi gua dari jarahan orang yang tidak bertanggung jawab.
Gua-gua lain yang tidak kalah menarik adalah Liang Hintan, Liang Hipoy, Liang Heruwin, Liang Koliq dan Liang samali. Panjang lorong gua bervariasi dari 100 meter sampai 350 m. namun ornamen yang ditemukan tidak kalah menarik dengan gua-gua yang panjang lebih dari 500 m. Salah satu gua yang paling menantang adalah Liang heruwin yang mempunyai mulut gua berbentuk sumuran dengan lebar sekitar 1 m dan kedalaman 7 m. Gua ini terbentuk karena ada runtuhan lorong gua yang membentuk sumur. Gua ini sangat sempit dan pengap, lebar lorong hanya selebar badan dengan tonjolan batu di kanan kiri. Begitu sempitnya, lorong seperti berasap. Liang Hintan mempunyai ornamen yang indah. Di beberapa tempat ditemukan genangan air yang merupakan hasil dari rembesan air yang melalui celah rekahan. Genangan ini juga dihiasi oleh ornamen yang berbentuk sedotan (sodastraw) dengan panjang sekitar 20 cm dan lebar sekitar 0,5 cm.

Sungai yang juga menarik adalah Sungai kape Boruk. Sungai ini juga masuk ke dalam gua dengan membentuk air terjun dengan ketinggian sekitar 12 m. Air terjun ini juga merupakan sebuah mulut gua yang membentuk sistem perguaan yang lain. Namun sayangnya tidak cukup waktu untuk mengeksplorasi gua-gua ini karena waktu yang tidak memungkinkan.
Kehidupan fauna di dalamnya
Gua sebagai sebuah ekosistem sekaligus menjadi habitat bagi berbagai macam jenis fauna dari yang bertulang belakang (Vertebrata) sampai yang tidak bertulang belakang (Invertebrata). Fauna bertulang belakang didominasi oleh kelelawar, burung sriti, burung walet, ular dan mamalia lain yang biasanya tinggal disekitar mulut gua.
Penelitian fauna gua di Borneo pertama kali dilakukan oleh Chapman (1988) di gua-gua di Sarawak. Sedangkan di Kalimantan belum banyak laporan mengenai penelitian fauna gua khususnya Arthropoda. Eksplorasi fauna gua di tumbang Topus ini telah dipresentasikan di Symposium Biospeoleology di Raipur, India pada bulan November 2004. Dari hasil survei diperoleh 40 jenis Arthropoda dari 22 ordo.. Keanekaragaman burung tidak dikoleksi namun pada dasrnya ada dua jenis burung walet di gua-gua di Topus. Dari kelompok reptilia di peroleh satu jenis ular yang memang umum ditemukan di gua-gua Kalimantan.
Kelompok Arthropoda yang menarik diwakili oleh Amblypygi yang diwakili oleh jenis Sarax cf. sarawakensis anggota Famili Charinidae. Jenis ini juga ditemukan di gua-gua Sarawak, Malaysia, berperan sebagai pemangsa Arthropoda lainnya seperti kecoak dan jangkrik gua. Kelompok serangga diperoleh jenis Bagauda sp. (Hemiptera) yang juga berperan sebagai pemangsa. Kelompok lain jangkrik gua, kecoak dan lain-lain.
Fauna akuatik yang ditemukan adalah Isopoda akuatik yang diyakini sebagai jenis baru yaitu Stenasellus sp. (Stenasselidae). Jenis ini masih berkerabat dengan jenis sebelumnya yang ditemukan di Sarawak, Stenasellus chapmani Magniez. Di kalimantan Stenasellus sp. merupakan jenis yang pertama dan merupakan catatan baru. Sebelumnya sudah ada lima jenis yang dideskripsi dari Sumatra dan satu jenis dari Jawa yang masih dalam proses untuk dipublikasi. Jenis ini hidup di genangan air di dalam kolam air perkolasi bersama dengan Planaria. Ditemukan sangat melimpah di kolam yang banyak guanonya.

Kelompok vertebrata yang dominan adalah kelelawa, sedangkan ular yang ditemukan adalah Elaphe taeniura yang umum ditemukan hidup di dalam gua. Ular ini memangsa kelelawar atau burung yang terbang didekatnya.
Potensi dan peluangnya
Gua-gua di Tumbang Topus mempunyai potensi yang cukup tinggi. Secara ekonomi gua-gua di sini menghasilkan sarang burung yang cukup berkualitas. Namun sanyangnya dari tahun ke tahun hasilnya semakin menurun dan dikhawatirkan beberapa tahun yang akan datang hanya sedikit yang diperoleh. Hal ini disebabkan oleh cara pemanenan yang mungkin sangat mengganggu populasi dan keberadaan burung walet di dalam gua. Sehingga produksinya semakin menurun. Konon, salah satu gua disana menghasilkan samapai 6 pikul sarang burung setiap kali panen. Namun sekarang setiap kali panen tidak banyak sarang yang diperoleh. Sehingga untuk meningkatkan hasil panenan kembali perlu dilakukan upaya untuk menyelamatkan populasi dan mengurangi gangguan terhadap keberadaan burung-burung di dalam gua.
Potensi lain yang tidak kalah penting adalah potensi ekowisata. Potensi ini dapat dikembangkan dalam skala terbatas khusus untuk wisata minat khusus. Hal ini berkenaan dengan sulitnya pencapaian lokasi desa sekaligus lokasi gua. Namun hal ini tetap dapat menarik wisatawan yang tertantang untuk melakukan kegiatan petualangan. Dalam hal ini pihak desa memenggang peran penting untuk pengelolaan dan pengembangan. Meskipun semua itu tetap harus berprinsip pada kelestarian dan keutuhan ekosistem didalamnya.
Potensi-potensi inilah yang perlu dikembangakn untuk menunjang usulan kawasan Pegunungan Muller sebagai usulan The World natural Heritage. Sehingga keberlasungan prosese di dalam ekosistem tetap terjaga dan sekaligus kehidupan masyarakat setempat dapat terjmain dengan melestarikan sekaligus memanfaatkan kekayaan yang ada di sekitarnya.
Meskpiun masih banyak langkah yang diperlukan untuk mencapai terwujudnya kawasan Warisan alam dunia, namun eksplorasi gua ini sebagai langkah awal untuk memulainya. Semoga terwujudnya kelestarian ekosistem pegunungan Muller dapat menjaga keseimbangan ekosistem dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Read More...

Kamis, 28 Februari 2008

POTENSI KAL;IMANTAN TENGAH

Potensi Sumber Daya Alam

Kalimantan Kaya dengan hasil hutan baik itu kayu non kayu. Sumber hasil hutan kayu telah lama dimanfaatkan oleh Negara melalui HPH, kini potensi kayu sudah menipis jika kita lihat dengan banyak perusahaan kayu yang gulung tikar karena kekhurangan stok kayu. Hasil hutan non kayu sebenarnya tidak kalah potensinya, namun belum secara serius di garap. Selama ini hasil hutan bukan kayu (HHBK) banyak di manfaatkan secara berkelanjutan oleh masyarakat yang berada di kawasan hutan.
Di Kalimantan Tengah potensi non kayu cukup dominan seperti beberapa jenis Rotan, Getah Jelutung, beberapa jenis Damar, Kemedangan, Biji Tengkawang, Kulit Kayu Gemor, Gaharu, Sirap dan Sarang Burung. Berdasarkan hasil inventarisasi Pilot Proyek KPHP di Kalimantan Tengah yang dilaksanakan United Kingdom – Indonesia Tropical Forest Management Programme (UK-ITFMP) tahun 1994 – 1997, selain jenis-jenis HHBK yang dominan tersebut, hutan di Kalimantan Tengah juga memiliki potensi yang cukup menjanjikan akan tanaman/tumbuhan obat-obatan, seperti Pasak Bumi, Saluang Belum, Akar Kuning, Akar Ginseng, Sintuk, Akar Busi, Tusuk Kusung, Penawar Bisa, Anak Busi, Sula Adam, Akar Sutra, Akar Gusi, Sendi Adam, Kei Umbut, Ipung, Ikang Siau serta Akar Buli.
Potensi HHBK tersebut pada umumnya tersebar tidak merata pada tipe Hutan Hujan Tropika (Tropical Rain Forest) baik dataran tinggi (Tropical Mountain Rain Forest) maupun dataran rendah (Tropical Lowland Rain Forest). Meskipun hingga saat ini belum dilaksanakan kegiatan inventarisasi potensi HHBK secara menyeluruh guna mengetahui luas dan sebaran HHBK, namun mengacu pada hasil survey yang dilaksanakan oleh ODA UK-ITFMP, diperkirakan mencakup luasan sedikitnya 10 % dari total luas Hutan Hujan Tropika di Kalimantan Tengah atau sekitar 1.350.363,87 Ha. (data kawasan hutan kalteng 2001).
Dilihat dari nilai ekonomi dan ekologi, potensi hasil hutan non kayu seperti rotan dan berbagai getah (pantung dan jerenang) lebih berpotensi. Berdasarkan data dari Dinas Kehutanan potensi hasil hutan non kayu untuk jenis rotan mencapai 839.684.000 ton/tahunnya. Hasil hutan ikutan saat ini lebih banyak terdapat pada daerah hulu sungai.
Pegunungan Meratus
Di Kawasan Pegunungan Meratus potensi HHBK cukup melimpah, mulai dari buah-buahan, bahan baku kerajinan, tumbuhan obat dan rempah-rempahan, tumbuhan berbunga, getah pohon, bahan baku bangunan subtitusi kayu, hingga madu.
Namun semua jenis tersebut belum maksimal dimanfaatkan, HHBK yang paling banyak di usahakan di Pegunungan Meratus adalah perkebunan karet rakyat, terutama di lereng sebelah barat dan utaranya. Hulu Sungai Tengah adalah kabupaten yang menempatkan karet sebagai produk unggulannya. Sentra lain terdapat di Kecamatan Loksado (HSS) dan Kecamatan Halong (Balangan).
Potensi lain yang tidak kalah melimpah adalah bambu. Bambu di kawasan Pegunungan Meratus biasanya terdapat di bekas-bekas ladang dan kadang bersama mengisi relung yang ada dengan tanaman perkebunan lainnya seperti kayumanis dan karet. Hal ini berhubungan erat dengan kearifan tradisonal masyarakat adat di kawasan ini. Berbagai macam bambu dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbagai macam kepentingan juga, dari pemanfaatan untuk kerajinan, peralatan dapur bahkan untuk kelengkapan upacara ritual aruh adat. Dengan pemanfaatan seperti ini bambu adalah komponen penting dalam kehidupan sosial budaya masyarakat Dayak, karena hampir setiap aktivitas kehidupan masyarakat Dayak menggunakan unsur bambu untuk mendukung kehidupannya. Di Loksado minimal terdapat 17 jenis bambu dengan luasan area yang sangat besar (R. Udur, 2002).
Potensi& Nilai Ekonomis Hasil Hutan Bukan Kayu di Lokasado Pegunungan Meratus :
Loksado juga terkenal dengan produk kayu manis (Cinnamomum burmanni Blume). Potensi ini tersebar merata di sebagian besar kecamatan ini. Salah satu kampung penghasil adalah Malaris. Di Malaris Rata rata kayu manis efektif yang di panen menghasilkan 10 kg kayu manis kering siap jual sehingga potensi produk kayu manis saat ini adalah 5.950 pohon x 10 kg = 459.500 kg. kayu manis kering jemur. Sedangkan populasi kayu manis belum produktif (berumur kurang dari 7 tahun) sebanyak 9.900 pohon.
Berikut 4 kampung dengan NTFP sebagai basis utama penghasilan masyarakatnya yang dapat dianggap mewakili kampung lain yang ada di Pegunungan Meratus.
No Kampung Hasil Hutan Non Kayu
1 Kampung Malaris (Loksado/HSS) kemiri, kayu manis, walatung/ manau, rotan, karet, damar, bambu dan obat-obatan, buah-buahan.
2 Kampung Kiyo (Batang Alai Timur/HST) kayu manis, keminting, damar, bamban, karet, obat-obatan dan rotan
3 Kampung Tampaan
(Halong/Balangan) Karet, Kemiri, Bambu, Pisang, Madu

Read More...

Jumat, 22 Februari 2008

Liga Super Sebaiknya Ditunda

- Kompetisi sepak bola Liga Super 2008, yang direncanakan berlangsung Juli mendatang, disarankan agar ditunda. Sebab, berbagai prasyarat kompetisi yang sehat, seperti pemain, wasit, dan ofisial yang profesional, belum terwujud.

Suporter klub juga belum dewasa. Belum lagi urusan kelengkapan liga, seperti stadion yang sesuai standar FIFA, yang jumlahnya kurang dari lima.Pendapat tersebut dilontarkan mantan Manajer PSM Makassar, Erwin Aksa, dan pengamat sepak bola yang juga peneliti pada Perhimpunan Pendidikan Demokrasi (P2D), Isfahani.

"Liga kita berjalan tanpa arah dan visi yang jelas. Jadi ada baiknya Liga Super ditunda dulu. Waktu yang ada, digunakan untuk konsolidasi dulu, membahas bagaimana konsep liga ideal buat kita," kata Erwin, Jumat (15/2).

Isfahani menambahkan, Jepang pernah mengistirahatkan kompetisi untuk sementara, untuk menyiapkan kompetisi yang benar-benar profesional. Hasilnya, kini sudah bisa dituai. Kompetisi J-League, istilah untuk liga sepak bola di Jepang, menjadi salah satu yang terbaik di Asia. Tim nasional Jepang tercatat dua kali juara Asia, dan sudah tampil di Piala Dunia. "Pemain Jepang juga banyak direkrut klub-klub Eropa," tambah Isfahani.

Read More...

Kamis, 21 Februari 2008

Sriwijaya FC Bakal Hadapi Bayern Muenchen

Tim Sriwijaya FC dari Sumatera Selatan akan menjajaki kemungkinan digelarnya pertandingan persahabatan melawan tim Jerman Bayern Muenchen di Palembang.

Menurut Gubernur Sumsel yang juga Ketua Umum Sriwijaya FC Syahrial Oesman, Senin (18/2) pihak PSSI sudah menghubungi pengurus Sriwijaya FC terkait rencana pertandingan persahabatan tersebut. "Kami belum mendapat kepastian kapan pertandingan dilakukan, yang jelas nanti saat para pemain Bayern Muenchen sedang liburan ke Bali jadi bisa mampir ke Palembang," kata Syahrial.

Jika pertandingan melawan Bayern Muenchen batal, kata Syahrial, kemungkinan Sriwijaya FC akan melakukan pertandingan persahabatan dengan tim sepak bola Liga Hongkong. Para pemain maupun pelatih Sriwijaya FC sudah mengetahui rencana tersebut dan siap bertanding melawan Bayern Muenchen.

Read More...

Tiket Olimpiade Beijing Mulai Dijual

Olimpiade ke-29 di Beijing, Cina, baru akan berlangsung enam bulan lagi. Namun, tiket pertandingan ajang olahraga dunia ini sudah bisa dibeli mulai sekarang. Bagi Indonesia, panitia Olimpiade Beijing 2008 hanya menyediakan sekitar 1.800-an lembar tiket. Dan bagi yang ingin menyaksikan upacara pembukaan dan penutupan, hanya tersedia masing-masing 10 tiket untuk penonton dari Indonesia. Harganya cukup menguras kocek, hampir US$ 9.000 atau sekitar Rp 80 juta lebih. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Bank of China Jakarta, di nomor 021-5207552 atau 021-5205502.

Selain itu, masyarakat Indonesia juga dapat menyaksikan sejumlah cabang olahraga yang berpeluang besar meraih emas bagi kontingen Indonesia. Seperti cabang bulu tangkis yang finalnya bertepatan dengan Hari Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus.

Read More...

Nurdin Halid: Saya Tak Akan Mundur

JAKARTA, KAMIS - Ketua Umum PSSI Nurdin Halid menolak mundur dari jabatannya. Hal ini dikemukakannya menanggapi Menpora Adhyaksa Dault yang memintanya mundur.

"Menpora tidak pernah minta saya mundur, dia hanya mengimbau melalui koran tapi imbauan tersebut tidak membuat saya bergeming karena kalau saya mundur saya pengecut karena tidak ada dasar sama sekali ukuran saya mundur,"kata Nurdin lewat pesan singkat (SMS) yang dikirim ke Persda Network, Kamis (21/2), di Jakarta.

Menurut Nurdin, sampai saat ini tidak ada selembar surat dari anggota PSSI yang memintanya mundur atau yang meminta Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub), atau dari FIFA dan AFC.

"Atau masalah yang saya hadapi tidak ada permintaan agar saya mundur dan saya dalam keadaan didzalimi untuk itu demi harga diri saya serta demi harkat dan martabat PSSI siri' napacce Insya Allah dengan ridho Allah saya akan bertahan memimpin PSSI, "katanya.

Diakhir pesannya Nurdin mengatakan,"Taro metti nako puramoi rede (sekali layar berkembang pantang surut ke dermaga dan tidak ada pelaut ulung yang lahir di laut tenang.(Persda Network/Hasanuddin Aco)

Read More...